Monday, August 23, 2010

Kebiasaan Menikmati Keindahan Bunga

Bunga Sakura, Krisan, Ajisai.....dan lain-lain.


Sejak dahulu kala bangsa Jepang selalu menghargai alam dan berusaha hidup selaras dengan alam. Bunga khususnya, mendapatkan tempat tesendiri dalam kehidupan orang Jepang. Coba kita lihat seni merangkai bunga ikebana yang bersifat alami, kebiasaan menikmati keindahan bunga hanami, adanya berbagai fesstival yang menonjolkan bunga seperti bunga krisan, pekan bunga asagao (morning glory), dan lain-lain. Bunga yang paling dikenal barangkali adalah bunga sakura, yang disebut-sebut sebagai salah satu "tanda pengenal" Jepang.


Di alam Jepang modern sekarang, hanami terutama dimaksudkan sebagai pesta menikmati indahnya bunga sakura, dengan menggelar tikar di bawah pepohonan sakura, duduk dan makan beramia-ramai bersama keluarga atau teman-teman . HANAMI menikmati sakura dapat pula berlangsung di malam hari, disebut yozakura (sakura malam). Kegiatan ini biasanya diadakan di taman-taman umum , berlangsung pada akhir maret (di Jepang bagian Selatan) atau awal April (di Jepang bagian tengah) (di pulau Hokkaido yang terletak di utara, sakura baru muncul pada awal Mei).


Kebiasaan hanami sudah berlangsung berabad-abad, konon dimulai di Masa Nara (710-784) ketika Jepang masih berada di bawah pengaruh kuat Dinasti Tang China. pada waktu itu pada awalnya yang dinikmati adalah bunga pohon buah ume. Bunga ume yang kecil-kecil tidak kalah indahnya dari bunga sakura. Muncul pada akhir musim dingin (akhir bulan Februari) sehingga disebut sebagai pertanda datanya musim semi. Dapat bertahan sekitar 3 minggu lamanya hingga menjelang akhir bulan Maret. Terkadang orang asing bingung membedakan kerimbunan bunga ume dengan bunga sakura yang muncul sesudahnya. Setelah berbunga, pohon ume menghasilkan buah ume yang dapat dibuat acar, manisan dan lain-lain. Walau bentuk kedua hampir sama, apalagi keika sedang mekar dan menjadi rimbun , memang ada beberapa perbedaan. Secara sekilas bentuk bungannya sama, tapi bila diteliti, di bagian tengah bunga ume muncul tangkai benang sari dan putik yang menjulur, sedangkan pada bunga sakura tidak sedemikian. Bunga ume harum sedangkan sakura tidak berbau dan mudah rontok.


Dalam Genji Monogatari (karya besar sastra yang menggambarkan kehidupan kalangan istana pada abad 11) ada kisah tentang pesta menonto bunga wisteria.


Barulah dalam Masa Heian sakura mulai menarik perhadian sedemikian rupa sehngga bila orang menyebut "bunga" maka yang dimaksud adalah bunga sakura. Konon Kaisar Saga yang memerintah dalam masa Heian melembagakan kebiasan mengadakan pesta menikmati bunga sakura, seraya minum sake dan sebagainya. Sejak itu pula mulailah orang membuat puisi-puisi pujaan akan keelokan bunga sakura yang lembut (sebenarnya sih "mudah rontok"). Orang melihat sakura sebagai metafora hidup, indah, mengambang, dan berlangsung sebentar saja. Nah, itulah awalnya hanami. Sehubungan denang hanami ini, secara berolok-olok ada ungkapan "Hana yori dango" yang arinya kira-kira adalah orang sebenarnya lebih mementingkan makan-makan dan minum-minum daripada keindahan bunganya sendiri.


Bunga - bunga lain
Bunga ajisai (hydrangea) muncul di musimhujan (musim hujan tidak dihitung sebagai salah satu musim di Jepang, melainkan merupakan bagian dari musim semi). ketika baru muncul , ajisai berwana lila pucat, kemudian menjadi biru tua ketika hujanturun terus-menerus.


Dibulan September, puncak dari musim gugur di Jepang, merupakan bulan yang penuh keindahan karena dedaunan di pohon-pohon berubah warna menjadi kuning, jingga dan merah. Koyo (dedaunan yang menjadi merah) di musim gugur sungguh menjadi pemandangan yang luar biasa indah, apalagi dengan latar belakang gunung Fuji, atau di tengah-tengah kompleks kuil kuno di Kyoto.


Bunga krisan (chrysanthemum, atau dalam bahasa Jepang disebu kiku) meupakan bungan lambang kekaisara (lambang ini berupa sebuah bunga krisan dengan 16 petal, berwarna emas). Sekitra bulan september dan oktober di beberapa tempat di Jepang diselenggarakan festival bunga krisan dengan beraneka warna, juga ada boneka besar pajangan yang dibuat dari bunga krisan (berbentuk tokoh-tokoh masa lalu). Festival bunga krisan yang cukup populer anatara lain di kota Kitami (pulau Hoakido) dan di Kuil Daienji di Tokyo. Bunga mawar juga amat dikenal di Jepang karena merupakan bunga yang dikenal di seluruh dunia.


Bagi Penduduk sekitar TOkyo kedatangan musim panas ditandai dengan adanay pasar bunga asagao, dan buah hozuki (ceri, berwarna jingga kemerahan). Selama tiga hari tedapat seratus kios yang berjajar di sekitar kuil Kishibojin di distrik Koto, Tokyo, menjual lebih dari seratus ribu pos tanaman bunga asagao yang berwarna merah, pink, biru dan nila.


Bunga ini berkembang di pagi hari dan menguncup tengah hari. Dipusat kota Tokyo, adapula sebuah pasar khusus hozuki yang berlangsung pada tanggal 9 oktober di pekarangan Kuil Asakusa Kannon (kuil yang terkenal sebagai sasaran kunjungan wisatawan).


Selain ada hanami (menikmati keindahan bunga di pohon), orang Jepang juga mempunyai kebiasaan mengadakan hanabi (pesta kembang api di atas sungai, biasanya di musim panas), dan tsukimi (memandang indahnya bulan purnama, bulan September.

Tuesday, August 10, 2010

UJIAN KEMAMPUAN BAHASA JEPANG (JLPT) 2010

informasi :
UPT Pusat Studi Bahasa Jepang Unpad
Jl. Raya Bandung Sumedang Km 21, Jatinagor 45363 Telp 022-7796388 E-mail:upt_psbh@yahoo.co.jp contact person 08562117971; 085220343874
Bisa juga daftar di
Japanese Language & Culture Centre (JLCC) Bandung
Jl. Sabang no 19 Bandung 40114 telp 022-4201745
Contact : 081222804404, 085294188962

Pendaftaran mulai dari sekarang sampai dengan 23 September 2010
Untuk biaya pendaftaran sebagai berikut :
  1. Untuk Level 1 Sebesar Rp. 130.000,-
  2. Untuk Level 2 Sebesar Rp. 110.000,-
  3. Untuk Level 3 Sebesar Rp. 100.000,-
  4. Untuk Level 4 & Level 5 sebesar Rp. 80.000,-

UJIAN Japanaese-Language Proficiency Test (JLPT) in 2010

Tanggal 5 Desember 2010

Informasi JLPT bisa di klik di http://www.jlpt.jp/

Sekilas JLCC


BIaya kursus JLCC 2009

PROGRAM STUDI DI JLCC

Dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat, JLCC menyelenggarakan :

Kelas Reguler
Tingkat Dasar 1 (Shokyu Nihongo 1)
Tingkat Dasar 2 (Shokyu Nihongo 2)
Tingkat Dasar 3 (Shokyu Nihongo 3)
Tingkat Dasar 4 (Shokyu Nihongo 4)

Keterangan
setiap tingkat ditempuh dalam waktu 4 bulan
Jumlah pertemuan 1 minggu 2 x 90 menit
minimal 10 peserta / kelas

Kelas Lanjutan
Tingkat Lanjutan 1 (Chukyu Nihongo 1)
Tingkat Lanjutan 2 (Chukyu Nihongo 2)
Tingkat Lanjutan 3 (Chukyu Nihongo 3)

Keterangan
setiap tingkat ditempuh dalam waktu 4 bulan
jumlah peremuan 1 minggu 2 x 90 menit
Minimal 10 peserta / kelas

Kelas Intensive
Materi pengajaran, biaya pendaftaran & biaya Kursus kelas Intensive ini pada dasarnya sama dengan kelas reguler, hanya waktu pelaksanaan dipadatkan menjadi 2 bulan dengan jumlah pertemuna 4 x 1 minggu, masing masing pertemuan 90 menit

Kelas Percakapan (KAIWA)
Percakapan Dasar (KAIWA 1)
Percakapan Lanjutan (KAIWA 2)
Percakapan Lanjutan (KAIWA 3)

Keterangan
Setiap tingkat ditempuh dalam waktu 4 bulan
Jumlah pertemuan 1 mingu 2 x 90 menit
Minimal 5 peserta/kelas

Kelas Percakapan ini diperuntukan bagai siswa yang minimal sudah menyelesaikan Tingkat Dasar 3 (Shokyu Nihongo 3) atau setara dengan itu.

Selain paket paket program tersebut di atas, JLCC juga menyediakan beberapa paket lain seperti Kelas Private, Kelas Bahasa Indonesia untuk orang Jepang, menerima penerjemahan, menyediakan tenaga Interpreter dan lain lain.

Peta Lokasi JLCC

Peta Lokasi JLCC
JLCC Jl. Sabang No 19 Bandung

Japanese tea ceremony demo

Staff Pengajar JLCC

Staff Pengajar JLCC
Berdiri mulai dari kiri: Ade S Sensei, Herdis Sensei, Jonjon J Sensei, Yuyu Sensei, Sudjianto Sensei Duduk mulai dari kiri : Sisca Sensei, Halina Sensei , Aliawati Sensei, Miyanaga Sensei, Nina Sensei

Berdiri dari kiri ke kanan : Aliawati Sensei, Mariko Sensei, Halina Sensei, Nina Sensei, Sisca Sensei Duduk dari Kiri ke Kanan : Ade S Sensei, Yuyu Sensei, Jonjon J Sensei