Sunday, November 30, 2008

Kartu ujian N / S untuk tanggal 7 Desember

Bagi semua yang merasa telah mendaftar untuk ujian N / S di JLCC Bandung silahkan mengambil kartu ujiannya hubungi :

Bp. Dede dan Bp Fuad
di Jl. Sabang No 19 Bandung
telp : 022-4201745
E-mail: jlcc@bdg.centrin.net.id
jlccbandung@gmail.com

sampai dengan tanggal 5 desember 2008
dari jam 08:00 - 20:00 wib

Ujian di laksankan di Universitas Widyatama Bandung pada tanggal 7 Desember 2008

Thursday, May 8, 2008

MEMILIH BAHASA JEPANG SEBAGAI BEKAL MENUJU MASA DEPAN

The First Step to be an Entrepreneur
企業家への第一歩
Yuyu Yohana Risagarniwa, M.Ed., Ph.D[*]

A. PENDAHULUAN
Globalisasi dimaknai sebagai dunia yang nyaris tanpa sekat. Pada detik yang sama, peristiwa yang terjadi di belahan dunia manapun akan dapat kita ketahui dengan cepat Hal ini antara lain disebabkan oleh perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat. Pesatnya perkembangan iptek tersebut diiringi oleh perubahan politik beserta kebijakan yang mau tidak mau, siap tidak siap, kita harus menghadapi kondisi tersebut.
Kondisi ini antara lain sebagai konsekuensi ditandatanganinya AFTA dan menjadi bagian dari WTO (Word Trade Organization) pada masa pemerintahan Orde Baru, menjadikan kita tidak bisa menghindar dari arus global tersebut. Bersamaan dengan itu, perubahan sistem sentralisasi kepada desentralisasi semakin memperlancar ‘serbuan’ pihak luar ke negara kita, yang bisa menyangkut berbagai kepentingan.
Kepentingan tersebut pada gilirannya bukan hanya berhubungan dengan bidang ekonomi dan perdagangan saja, tetapi juga bidang pendidikan, politik, sosial, budaya dan lain-lain. Apalagi dengan telah ditandatanganinya EPA ( Economics Partnership Agreement ) pada bulan Nopember 2006 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, membawa peluang sekaligus konsekuensi semakin terbukanya kesempatan bekerja/berkarir bagi kedua belah pihak di luar negaranya masing-masing.

B. PENGUASAAN BAHASA ASING SEBAGAI MODAL DASAR BANGSA
JEPANG MENUJU ENTREPENEUR SEJATI
Bangsa Jepang menjadi pemenang di kala damai karena keberhasilan kelompok menengah yang menjadi entrepreneur sebagai hasil akumulasi sepanjang sejarahnya yang banyak berbicara mengenai tumbuh kembangnya perusahaan-perusahaan keluarga semacam HONDA, TOYOTA, SONY dll.
Tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa kemajuan ekonomi yang dicapainya saat ini adalah sebagai dampak dari penerjemahan buku-buku. Penerjemahan buku berbahasa Inggris ke dalam bahasa Jepang dilakukan secara besar-besaran pada masa pemerintahan Mutsuhito (1868-1912) yang dikenal sebagai Kaisar Meiji.
Sejak itu, Jepang membuka diri pada gagasan-gagasan baru dan pemikiran-pemikiran konseptual asing yang sama sekali bertentangan dengan budaya dan tradisi Jepang saat itu. Pada era modernisasi ini sekelompok budayawan menulis tentang Bummei Kaika ( Jaman Pencerahan ), dengan cara menerjemahkan buku-buku tentang peradaban dan teknologi yang berjudul General History of Civilization in Europe ke dalam bahasa Jepang dengan judul Eikaku Kaikashi. Terjemahan berbagai buku ini menumbuhkembangkan ilmu pengetahuan dengan medium bahasa Jepang sendiri.
Restorasi Meiji ini bertumpu pada pengajaran bahasa asing, khususnya bahasa Inggris yang mengutamakan keterampilan membaca (reading comprehension) dan menerjemahkan (translation). Dengan cara ini, orang-orang Jepang mampu menerjemahkan hampir semua karya yang mereka anggap dapat memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan mereka serta dapat menyerap berbagai kemajuan teknologi sehingga mereka kini dapat memimpin dunia dalam berbagai bidang.
Sejak Restorasi Meiji ini, orang Jepang dapat mencapai dan melampaui apa yang sudah dicapai oleh orang Barat tanpa harus kehilangan ciri kepribadian bangsanya. Keberhasilan bangsa Jepang tersebut dicatat dalam sejarah sebagai bangsa yang berhasil melakukan cultural borrowing dari bangsa lain, di antaranya melalui pengadopsian sistem pendidikan dari berbagai negara mulai dari Cina sampai ke Amerika.
Keberhasilan proses cultural borrowing antara lain didukung oleh penguasaan bangsa Jepang terhadap bahasa asing tersebut. Apa yang dilakukan oleh bangsa Jepang, merupakan fakta bahwa penguasaan bahasa asing, memberikan multiplier effect terhadap berbagai segmen kehidupan bangsa Jepang.

C. ENTREPRENEUR: Sebuah pilihan atau tuntutan?
To be or not to be an Entrepreneur
企業家になるか、ならぬか
Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Nasional Jakarta, Dra. Hj. Isje Ratna Herawati, MBA., MM, mengatakan bahwa, selama ini banyak pengertian yang salah kaprah. seolah-olah menjadi wirausaha, berarti hidup dalam dunia yang penuh spekulatif. Sehingga mahasiswa masih lebih memilih untuk mencari pekerjaan, karena dianggap mampu memberi penghasilan yang lebih pasti. Demikian pun para orang tua yang lebih merasa tenang bila anaknya diterima bekerja di suatu perusahaan, ketimbang memilih untuk berwirausaha. Padahal, berwirausaha bukan berarti melakukan suatu usaha secara spekulatif. Justru, wirausahawan adalah orang yang disiplin, dan penuh perhitungan.
Pendapat lain menghambat mahasiswa berwirausaha adalah seolah-olah untuk membuka usaha itu harus memiliki bakat. Padahal, setiap manusia pada dasarnya mempunyai jiwa kewirausahaan. Hal itu ditandai dengan fitrah manusia yang senantiasa ingin berprestasi. Untuk berprestasi, manusia harus mengasah kreativitasnya, hingga menciptakan inovasi-inovasi baru. Demikian pula pada kewirausahaan. Seorang wirausaha akan berusaha melakukan terobosan baru untuk menciptakan produk-produk yang inovatif. Oleh karena itu, wirausaha tidak sama dengan wiraswasta.
Meskipun banyak orang yang berpendapat bahwa wiraswasta dan wirausaha adalah dua hal yang sama, tetapi sebenarnya berbeda. Wiraswasta artinya orang menjual produk yang sudah jadi. Misalnya, membeli pakaian jadi dari grosir, kemudian menjualnya dengan harga yang lebih tinggi, Sementara, wirausaha, adalah orang yang mengembangkan sesuatu yang mungkin telah ada, hingga tercipta produk yang baru.
Misalnya, pisang goreng. Semua orang tentu mengenal penganan berbahan dasar pisang  tersebut. Bila kemudian ada orang yang menjual dengan aneka rasa, seperti pisang goreng rasa stawberry, rasa coklat, dan rasa keju, misalnya, ditambah dapat dipesan melalui SMS (short messaging service),itulah yang dimaksud dengan wirausaha. Contoh lain, dulu singkong dan keju ditempatkan sebagai satu hal yang kontras; keju lambang kemakmuran dan singkong lambang kemiskinan, kemelaratan, tetapi sekarang dua hal yang sangat berbeda tersebut dipertemukan menjadi ‘singkong keju’. Hal-hal seperti ini hanya contoh sederhana spirit wirausaha yang sarat dengan inovasi. Wirausaha, tidak sekedar berdagang, karena, siapapun dapat berdagang. Berwirausaha pada dasarnya memadukan ilmu, dan kreativitas. Dengan kata lain seorang entrepreneur itu adalah orang yang pandai memanfaatkan peluang
Jiwa wirausaha (entrepreneuship), memerlukan motivasi yang bagus, intelegensi yang cukup baik, dan selalu mencari hal yang baru untuk bisa dikembangkan. Sayangnya, hal-hal tersebut di sekolah kurang mendapat perhatian. Kebanyakan sekolah di kita masih terfokus pada pengembangan kecerdasan intelegensi saja. Sementara kreativitas masih kurang dikembangkan.
Hal ini sangat kontras dengan sistem pendidikan di Jepang yang memadukan harmonisasi antara pengembangan kecerdasan intelegensia dengan kreativitas siswa/mahasiswa baik secara individual maupun kelompok. Mereka dituntut untuk selalu aktif, kreatif dan inovatif.
Satu hal lagi yang cukup penting, selain selalu dituntut untuk kreatif dan inovatif, para siswa/mahasiswa dituntut juga untuk dapat mengatasi segala permasalahan dan tantangan yang ada (problem solving). Artinya para siswa/mahasiswa harus mampu memecahkan segala macam masalah dan persoalan yang dihadapinya dengan penuh tanggung-jawab dan berpijak pada solusi.
Dengan menyikapi beberapa hal tersebut di atas, pada akhirnya bisa kita katakan bahwa menjadi atau tidak menjadi seorang entrepreneur bukanlah suatu pilihan ataupun keharusan. Tetapi untuk menjadi atau tidak menjadi entrepreneur adalah sebuah solusi. Artinya, memilih untuk menjadi seorang entrepreneur, tidak serta merta mengabaikan kesempatan untuk berkarir dengan cara memilih bekerja sebagai seorang karyawan ataupun sebagai individu yang merupakan bagian dari sekelompok manusia ataupun sebuah organisasi yang sedang melakukan aktivitas pekerjaan.

D. SEMANGAT ENTREPRENEURSHIP DALAM PENGEMBANGAN KARIR
Harus diakui bahwa seorang individu tidak selalu dapat menggantungkan hidupnya pada organisasi, sebab tanggung jawab pengembangan karir seseorang didorong menjadi tanggung jawab individu. Seseorang harus mencari nilai tambah bagi dirinya sendiri sehingga lebih luwes dalam berkarir termasuk menciptakan peluang-peluang bagi dirinya sendiri. Semangat menciptakan peluang-peluang dalam upaya meraih berbagai kesempatan untuk mengembangkan diri tersebut tidak lain adalah semangat entrepreneurship.
Dengan kata lain, semangat entrepreneurship ini tidak semata-mata hanya diperlukan pada saat seseorang bermaksud untuk berwiraswasta, akan tetapi diperlukan juga pada saat dirinya memilih untuk berkarir sebagai seorang pekerja atau karyawan pada sebuah perusahaan misalnya.
Sebuah media lokal di Jawa Barat menulis tentang keberhasilan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di luar negeri yang berhasil menduduki posisi-posisi TOP Manajer di perusahaan multinasional. Mereka adalah yang ‘hengkang’ ke luar negeri pasca krisis moneter, dengan berbagai latar belakang PHK atau sebab-sebab lain. Dipastikan bahwa prestasi mereka di samping kemampuannya dalam skill manajemen juga karena penguasaannya terhadap bahasa asing di negara di mana mereka bekerja.
Sebaliknya, permasalahan rendahnya kualitas tenaga kerja juga tercermin pada TKI yang bekerja di luar negeri, di mana 70% TKI masih bekerja pada jabatan berketerampilan rendah (unskilled worker) seperti pembantu rumah tangga, telah diungkapkan oleh Menakertrans kala itu, Jacob Nuwa Wea, dalam sebuah artikel yang telah ditulisnya dengan judul Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja (Pikiran Rakyat, 25 Juni 2004).
Disamping karena rendahnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, juga karena kurangnya penguasaan bahasa, budaya, dan adat istiadat di negara tujuan. Hal tersebut telah mengakibatkan TKI kita kalah bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain seperti Filipina, Srilangka, dan Bangladesh. Dan bahkan lebih parahnya lagi telah mengukir cerita-cerita yang menyedihkan.
Penguasaan terhadap beberapa atau salah satu bahasa asing selain akan dirasa sebagai suatu kebutuhan yang sangat signifikan, juga merupakan suatu solusi yang terbaik dalam menghadapi situasi seperti itu, mengingat fungsi bahasa sebagai alat komunikasi akan memudahkan dan melancarkan seseorang atau sekelompok orang di dalam menyampaikan ide-ide, konsep dan seluruh subtansi pembicaraan secara optimal.
Sebagai contoh untuk menghadapi bangsa Jepang yang terkenal dengan ‘cauvinisme’ nya (yaitu semangat dan fanatisme atau kebanggaan dan rasa percaya diri yang tinggi terhadap segala sesuatu yang dimilikinya termasuk penggunaan bahasa Jepang), walaupun tidak ada aturan atau undang-undang seperti di Belanda [Belanda telah menerapkan aturan bagi setiap orang (asing) yang tinggal di sana harus bisa berbahasa Belanda] (Kompas, 2 Sept.2006), pada kenyataannya adalah suatu hal yang tidak dapat ditawar lagi jika berniat tinggal atau bahkan bekerja di Jepang, maka penguasaan bahasa Jepang mutlak diperlukan.
Dihadapkan pada kondisi-kondisi tersebut di atas, tentunya kita harus lebih sigap dan bijak, pandai memanfaatkan peluang sebagai wujud nyata spirit entrepreneurship di dalam menyikapi setiap fenomena yang terjadi. Di antaranya dengan terus melakukan penggalian dan berbagai pembaharuan (inovasi) yang berhubungan dengan penguasaan bahasa Jepang.
Dengan lebih memahami dan menguasai bahasa Jepang, diharapkan kita tidak lagi hanya sekedar mengisi segmen kelas bawah , tetapi kita juga bisa mengisi kekosongan-kekosongan pada segmen kelas menengah dan bahkan segmen kelas atas bursa tenaga kerja di Jepang.

E. PENUTUP
Melalui beberapa ilustrasi di atas cukup jelas bahwa ‘wirausaha’ merupakan upaya yang harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab serta menuntut banyak kreativitas dan inovasi-inovasi segar. Penguasaan terhadap bahasa asing terutama bahasa Jepang memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Ketersediaan lapangan pekerjaan, jika menguasai bahasa jepang tidak lagi terbatas pada lapangan pekerjaan yang ada di negara kita. Hal ini tercermin dari semakin bertambahnya jumlah permintaan pihak Jepang terhadap Tenaga Kerja Indonesia melalui program-program magang yang dilaksanakan sebagai bagian dari program kerjasama kedua negara. Oleh karena itu, wawasan yang mengglobal menjadi satu aspek yang tidak kalah pentingnya dengan penguasaan bahasa itu sendiri. Maksudnya, kita juga perlu melengkapi penguasaan bahasa Jepang kita dengan wawasan yang lebih luas atau melengkapinya dengan keterampilan lain.
Salah satu wawasan yang mengglobal di antaranya yang saat ini menjadi trend di setiap insitusi, termasuk institusi pendidikan adalah wawasan dan kompetensi dalam bidang kewirausahaan (enterpreneurship). Mc Cleeland (Yugo:1997),seperti yang dikutip Yulifar(2004), mengemukakan bahwa semangat kewirausahaanlah yang mendorong perekonomian suatu bangsa. Mc Cleeland menekankan pada sisi berprestasi yang kuat (need for achievment), yang tidak semata-mata hanya mencari keuntungan (profit). Semangat ini, jika dapat kita adopsi , maka kita akan selalu berada pada posisi yang memiliki benefit dari prestasi demi prestasi yang kita capai. Kemudian yang tidak kalah pentingnya juga, wawasan lain yang harus dikuasai adalah bidang IT. Aspek ini adalah bagian yang paling cepat mengalami perubahan, contohnya sistem komunikasi dan teknologi yang berbasis komputer.
Menghadapi era pasar global, kita juga harus banyak melihat perkembangan yang terjadi di dalam dunia usaha. Sedangkan di dalam dunia pendidikan , dapat dilakukan dengan memunculkan kurikulum-kurikulum yang mendukung peningkatan softskill peserta didik dan mencerminkan apa yang diinginkan oleh dunia kerja. Oleh karena itu penulis sangat appreciate sekali dengan munculnya kurikulum-kurikulum yang bermuatkan tentang kewirausahaan atau entrepreneurship.

F. Bahan Bacaan
Eiichiro Ishida, Manusia dan Kebudayaan Jepang (Alih bahasa: Dr.Arifin Bey,M.A.), Center for Japanese Studies Univ.Nasional Press.PT.Dian Rakyat, Jakarta 1986
Jacob Nuwa Wea, Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja
Pikiran Rakyat Edisi Jumat, 25 Juni 2004
Leli Yulifar, Pelaksanaan Sistem Pendidikan di Jepang Setelah Restorasi Meiji (1868), Skripsi Sarjana, IKIP Bandung 1989.
Pentingnya Komunitas UKM Berbasis Teknologi Internet, “Entrepreneur” Edisi 7Peb-7Maret 2004.
Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, LP3ES, Jakarta-Indonesia, 2000.
Yenti Aprianti, Kompas, Pelajari Bahasa Asing untuk Belajar di Negeri Asing, Edisi Sabtu, 2 September 2006
Yuyu Yohana R, Beberapa Permasalahan yang Muncul pada Proses Penerjemahan Cerpen KAZE NO MATA SABURO, Ronbunshu, UPT.Pusat Studi Bahasa Jepang Unpad, Jatinangor, 1998.
* Staf pengajar jurusan Bahasa dan Sastra Jepang dan Kepala Pusat Kerjasama Dalam dan Luar Negeri Fak.Sastra Unpad; Pimpinan JLCC; Lulusan program doktor Univ.Nagoya-Japan.

Friday, February 29, 2008

JLCC hot Spot

Kabar Gembira
Bagi mereka yang ingin belajar bahasa Jepang di JLCC ataupun yang masih terdaptar sebagai siswa JLCC disediakan hot spot conection internet
ini merupakan sarana tambahan nilai plus yang diberikan kepada siswa JLCC

Wednesday, February 27, 2008

Hasil ujian N/ S

Bagi yang pernah daftar untuk ujian N/S di JLCC
sudah ada hasilnya silahkan diambil di JLCC jl sabang no 19 Bandung telp 022-4201745
hubungi bapak Dede
Jam 08.00 - 19.00 wib

Friday, February 15, 2008

hatsuon はつおん

silahkan klik gambar dibawah ini untuk lebih jelasnya


はつおん・HATSUON

Silahkan klik gambar di bawah ini untuk lebih jelas

hatsuon / はつおん

silahkan klik gambar dibawah ini untuk lebih jelas

hatsuon / はつおん

silahkan klik gambar dibawah ini untuk lebih jelas

Thursday, February 14, 2008

hatsuon/ はつおん

silahkan klik gambar dibawah ini untuk lebih jelas

HATSUON / はつおん

Apabila anda ingin melihat gambar lebih besar dan jelas silahkan klik gambar dibawah ini :






Huruf   HIRAGANA

あ=a     い=i       う=u    え=e    お=o

か=ka     き=ki     く=ku    け=ke   こ=ko

さ=sa     し=si     す=su    せ=se    そ=so

た=ta     ち=ti    つ=tu    て=te    と=to

な=na     に=ni    ぬ=nu   ね=ne   の=no

は=ha     ひ=hi    ふ=hu/fu   へ=he   ほ=ho

ま=ma     み=mi   む=mu   め=me    も=mo

や=ya     ゆ=yu     よ=yo

ら=ra     り=ri    る=ru   れ=re    ろ=ro

わ=wa   ん=n

が=ga   ぎ=gi   ぐ=gu   げ=ge    ご=go

ざ=za   じ=ji/zi   ず=zu  ぜ=ze    ぞ=zo

だ=da   じ=ji    ず=zu   で=de   ど=do

ば=ba   び=bi  ぶ=bu   べ=be     ぼ=bo 

ぱ=pa   ぴ=pi   ぷ=pu   ぺ=pe    ぽ=po

Wednesday, February 13, 2008

Pelajaran 1

I. Kosa Kata
わたし Saya

わたしたち kami, kita

あなた Anda,saudara,tuan(digunakan kepada orang yang telah akrab)

あのひと    あの人 Orang itu , dia

(あのかた)   【あの方】 【あの方 bentuk sopan dari あのひと】

みなさん    皆さん Anda sekalian,saudara sekalian, ibu ibu, bapak bapak

ーサン Sdr.-, tuan - , Nyonya - , Nona -

―ちゃん (akhiran yang dipakai untuk anak laki laki maupun perempuan sebagai pengganti さん, diletakan di depan nama anakya)

―くん ―君 (akhiran yang dipakai untuk ank-anak laki-laki, diletakan di depan nama anaknya)

―じん  ―人 (akhiran yang dipakai untuk menyatakan warga negara misalnya アメリカじん)

せんせい   先生 Guru, dosen (tidak dipakai untuk pekerjaan sendiri)

きょうし   教師 Guru,dosen(dipakai untuk kalangan sendiri)

がくせい   学生 Mahasiswa

かいしゃいん 会社員 Pegawai perusahaan, karyawan, karyawati

しゃいん   社員 Pegawai perusahaan – (dipakai mengikuti nama perusahaan misalnya IMC の しゃいん)

ぎんこういん 銀行員 Pegawai bank

エンジニア Insinyur

だいがく   大学 Universitas

びょういん  病院 Rumah Sakit

でんき    電気 Listrik, Lampu

だれ  (どなた) Siapa (どなた bentuk sopan dari だれ)

―さい    ―歳 Umur – tahun

なんさい   何歳 Umur berapa (おいくつbentuk sopan dari なんさい)
(おうくつ)

はい Ya
いいえ Tidak, bukan

しつれいですが 失礼ですか Permisi,(digunakan ketika bertanya tentang hal yang pribadi seperti nama, alamat)

おなまえは? お名前は? Siapa nama Anda?

はじめまして。 初めまして Apa kabar?(ucapan salam pada waktu pertama kali berkenalan)

どうぞよろしく(おねがいします)。Senang bertemu dengan Anda. (Ucapan salam diakhir perkenalan)
どうぞ宜しく【お願いします】。

こちらはーさんです Ini adalah tuan, nyonya, Nona – (digunakan pada waktu memperkenalkan seseorang kepada orang lain)

―からきました datang dari - (menunjukan tempat asal)
‐から来ました 


アメリカ Amerika Serikat


イギリス Inggris


インヂ India


インドネシア Indonesia


かんこく    韓国 Korea


タイ Thailand, Muangthai

ドイツ Jerman


にほん     日本 Jepang


ブラジル Brazil


フランス Perancis


さくら大学 Nama universitas (hanya perumpamaan)


IMC / パく-電気 Nama perusahaan (hanya perumpamaan)


こうべびょういん Nama rumah sakit (hanya perumpamaan)

Tuesday, February 12, 2008

HURUF KATAKANA

ア - a      イ - i      ウ - u      エ - e       オ - o

カ - Ka    キ - ki     ク - ku     ケ - ke     コ - ko

サ - sa    シ - shi    ス - su     セ - se      ソ - so

タ - ta    チ - chi    ツ - tsu     テ - te      ト - to

ナ - na   ニ - ni     ヌ - nu     ネ - ne      ノ - no

ハ - ha   ヒ - hi     フ - hu     ヘ - he      ホ - ho

マ - ma   ミ - mi     ム - mu    メ - me      モ - mo

ヤ - ya           ユ - yu               ヨ - yo

ラ - ra    リ - ri      ル - ru     レ - re     ロ - ro

ワ - wa   ン - n

Ucapan Sehari Hari (Salam)

  1. Ohayo Gozaimasu 
  2. Konnichiwa 
  3. Konbanwa
  4. Oyasuminasai
  5. O genki desu ka
  6. Irasshaimase / Yokoso Irasshaimashita
  7. Sayonara
  8. (Domo) arigato gozaimashita
  9. Do itashimashite
  10. Sumimasen
  11. Gomennasai
  12. Omedeto gozaimasu
  13. Choto matte kudasai
  14. Omatase itashimashita
  15. Gochisosama deshita
  16. Itadakimasu
  17. Daijobu desu
  18. Wakarimashita
  19. Ki o tsukete kudasai
  20. Yonde Kudasai
  21. Kurikaeshite kudasai
  22. Isshoni dozo
  23. Kiite kudasai
  24. Itte kudasai
  25. Kaite kudasai
  26. Mite kudasai
  27. Hajimemasho
  28. Owarimasho
  29. Hajimemashite
  30. Dozo yoroshiku onegai shimasu
  31. Shitsurei shimasu

Monday, February 4, 2008





Penggunaan Gambar Dalam Pengajaran Bahasa Jepang


PENGGUNAAN GAMBAR DALAM PENGAJARAN KETERAMPILAN
BERBAHASA JEPANG
(Salah satu strategi agar siswa cepat hafal dan mengerti)
Aliawati Yoewono- JLCC

要旨
日本語教育においてもんだいとなるものの一つに日本の文字があります。学習者はひらがなとかたかなが読めるまで時間がかかる。文字が読めるまで要する時間がかかるため言葉や単語の意味を覚える時間がなくなり、自分のあたまのなかにあるアイデアを文章で表現することが出来なくなります。その問題をどのようにして解説すればよいかを考える必要があります。そこで私は非言語教材:絵、写真、区、実物等を使ってクラスで日本語をおしえています。学習者に絵をもって言葉や単語を覚えさせて各自のイマジネーションを文章で表現させます。



はじめに
日本語は1970年だいに外国語としていくつかの学校で教えられていますが,どういうわけかしばらくのあいだ教えられなくなってしまい、1990年代入って日本のもの:テレビゲーム、映画、電気製品、日本会社等インドネシアに入ってから一般的に日本語が知られるようになりました。日本の会社が日本語の出来る人がひつようとなり、それで日本語学校がはやってきました。バンドンにある一つの日本語学校は日本語日本文化センターJLCCです。1994年に立てられて、同じ年の四月から日本語教育活動を始めました。今まで勉強している学習者は中学生、高校生、大学生、社会人等からなっています。JLCCで教える日本語と大学で教える日本語は科目がちがいます。大学で教える科目は日本事情、ほんやく、言語学、日本文化と歴史、漢字、読解、文法等理論的なものばかりです。JLCCでは語彙(形と意味)、文法(語、句、文)などの実践的なものです。JLCCのほとんどの先生は日本の大学を卒業して長い間日本の生活や文化を実際に経験しているものでそれに日本人の先生もいますので日本の文化は特別な時間に教えていませんが各課に日本文化を取り入れて教えます。学習者が日本語を習う目的はいろいろです。テレビゲームをやる時に文字や言葉が読めるように勉強したり仕事の関係で日本語を使ったり日本に留学する前の準備などです、主な目的は日本語が話せるようになりたいということです。日本語教育で一番大切なのはどうすれば学習者が言葉を使うことができるか、そのためには最も適切な教え方を施すほか、学習者のイマジネーションをひきたてるような特別な練習法を応用する必要があります。それには絵やゲームの形での練習法があります。それを応用することにより、学習者は教えてもらった文型をもとに文を作ることが出来るようになるでしょう。以下に、JLCCで使っている教材の種類及び教習プロセスを述べたいと思います。

PENGGUNAAN GAMBAR DALAM PENGAJARAN KETERAMPILAN BERBAHASA JEPANG
(Salah satu strategi agar siswa cepat hafal dan mengerti)

Aliawati Yoewono – JLCC


ABSTRAK
Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar keterampilan berbahasa Jepang adalah huruf Jepang. Untuk bisa lancar membaca huruf hiragana dan katakana, siswa memerlukan waktu yang cukup lama. Dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk mempelajari huruf tersebut, siswa agak terlambat dalam menghafal kosakata dan arti kata. Dengan demikian agak sulit untuk mereka mengungkapkan pikiran mereka dalam bahasa Jepang. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis mencoba menggunakan media gambar sebagai alat peraga agar siswa dapat mengingat dan mewujudkan imajinasinya ke dalam suatu kata dan dapat disusun menjadi kalimat.




I. PENDAHULUAN
Bahasa Jepang pada sekitar tahun 1970 dipelajari di beberapa sekolah menengah sebagai mata pelajaran bahasa asing kedua setelah bahasa Inggris, tetapi entah mengapa bahasa Jepang sempat berapa saat tidak dipelajari lagi, hingga sekitar tahun 1990 bahasa Jepang dikenal masyarakat luas baik melalui pendidikan sekolah ataupun melalui produk Jepang yang masuk ke Indonesia seperti video game, film-film, acara televisi dan produk Jepang lain. Bersamaan dengan masuknya perusahaan Jepang ke Indonasia banyak dibutuhkan sumberdaya manusia yang mempunyai keterampilan berbahasa Jepang, maka bermunculan lembaga pendidikan bahasa Jepang yang salah satu di antaranya adalah JLCC (Japanese Language and Culture Centre) yang didirikan pada tahun 1994 dan memulai kegiatan belajar mengajar pada tahun yang sama dibulan April. Siswa yang belajar di JLCC adalah dari kalangan siswa SMP, SMA, mahasiswa dan karyawan dari berbagai macam perusahaan. Materi yang diajarkan di JLCC dengan yang diajarkan di Universitas berbeda. Mata kuliah yang diajarkan di Universitas adalah pengetahuan umum mengenai Jepang, penerjemahan wacana, linguistik, sejarah dan budaya Jepang, huruf kanji dan banyak lagi yang bersifat teori, sedangkan yang dipelajari di tempat kursus (JLCC) adalah yang bersifat praktis yaitu mengerti dan memahami gramatika, mengingat kosakata dan menggunakan atau memakai bahasa Jepang. Walaupun demikian, karena pengajar JLCC pada umumnya lulusan dari Universitas di Jepang dan sudah menjalankan kehidupan di Jepang dalam waktu yang lama, dengan sendirinya mengalami dan mempelajari budaya Jepang secara langsung, dan dengan adanya pengajar orang Jepang (native speaker) di JLCC budaya Jepang tidak diajarkan secara khusus, tetapi unsur budaya Jepang ditambahkan sesuai dengan materi tiap pelajaran.
Maksud dan tujuan para pembelajar beragam, ada yang ingin bisa membaca dan mengerti huruf-huruf saja agar dalam permainan video game dapat membaca apa yang tertulis di dalam game tersebut, adapula yang ingin bisa berbicara bahasa Jepang untuk mendapat nilai tambah dalam mencari pekerjaan, sampai pada persiapan untuk sekolah di Jepang. Pada umumnya tujuan pembelajar adalah ingin terampil berbahasa Jepang.
Hal yang utama dari pengajaran bahasa Jepang adalah bagaimana caranya agar pembelajar mampu menggunakan bahasa tersebut. Karena itu dalam proses belajar mengajar selain penerapan langkah-langkah pengajaran yang tepat diperlukan pula variasi-variasi latihan dalam bentuk game atau dalam bentuk gambar yang dapat menumbuhkan imajinasi siswa. Dengan demikian siswa dapat mengungkapkannya dalam kata-kata dan dapat menyusunnya menjadi kalimat sesuai dengan pola kalimat yang diajarkan pada setiap pelajaran.
Metoda pengajaran kosakata ada 7 jenis:
A.Metoda langsung.....................................metoda berdasarkan benda asli (1)
B.Metoda tak langsung:
metoda non verbal...................metoda berdasarkan benda pengganti (2)
metoda verbal: -metoda berdasarkan bahasa Jepang:
metoda berdasarkan penjelasan (3)
metoda berdasarkan pola (4)
metoda berdasarkan contoh kalimat (5)
-metoda berdasarkan kata perantara:
metoda berdasarkan terjemahan (6)
metoda berdasarkan penjelasan (7)
  • metoda berdasarkan benda asli(1) merupakan cara untuk membuat siswa memahami arti kata dengan cara pengalaman langsung, untuk kata-kata yang sulit disampaikan secara tepat dengan metoda bahasa seperti rasa dari minuman, rasa sutra pada saat diraba, aroma tunas baru dari lada hitam, keindahan lembah-ngarai pada saat daun-daun berubah warna, ini juga sangat efektif untuk 擬音語、擬態語 seperti 「からり(と晴れた青空)」makna kata yang tinggi tingkat abstraksinya tidak bisa diajarkan dengan cara (1).
    Metoda berdasarkan benda pengganti(2) merupakan metoda dengan cara menunjukan foto, gambar, bagan, peta, miniatur, mainan, boneka dsb. Metoda ini banyak digunakan di kelas shokyu karena diharapkan pemahaman yang mendekati berdasarkan benda pengganti (Tamamura, 1990).
    Selanjutnya penulis akan menguraikan jenis-jenis bahan ajar dan proses belajar mengajar yang diterapkan di JLCC.

    II. JENIS-JENIS BAHAN AJAR 教材、教具
    1. Bahan ajar kebahasaan 言語教材
  • Media ajar huruf  文字教材 :Bukuかな入門、Kartu huruf 文字カード、フラッシュカード。Untuk mempelajari pola kalimat digunakan buku みんなの日本語。
  • Media ajar audio 音声教材 :CD, Kaset カセットテープ, taperecorder テープレコーダー。
  • Media ajar audio visual 映像教材 :Video ビデオ、Film 映画、Televisi テレビ
    2. Bahan ajar non kebahasaan 非言語教材
  • Gambar 絵、Bagan 図、Foto 写真、Benda asli 実物

    III. PROSES BELAJAR MENGAJAR
    Proses belajar mengajar yang dilakukan di JLCC terdiri dari:
    1. Mengerti dan memahami gramatika.
    2. Mengingat.
    3. Memakai atau menggunakan bahasa Jepang.


    III.1 Mengerti dan memahami gramatika.
    Buku yang digunakan adalah buku みんなの日本語, pada setiap pelajaran banyak terdapat kosakata baik kata benda, kata sifat, kata kerja , kata keterangan dan kata bantu (partikel) yang diperlukan dalam membuat kalimat, karena itu banyak sekali kata-kata yang harus diingat. Dalam pengajaran kosakata dibahas arti dan penggunaan setiap kata dalam kalimat. Sedangkan pola kalimat bukanlah suatu hal yang sulit untuk diingat asalkan kita hafal kosakata dan artinya.
    Langkah yang dilakukan pengajar di dalam kelas adalah:
    1. Guru memperdengarkan kaset yang berisi kosakata dan siswa mendengarkan sambil membaca kosakata yang tertulis dalam buku.
    2. Guru memperlihatkan gambar-gambar kosakata, dan siswa menyebutkan kosakatanya dalam bahasa Jepang, cara ini adalah untuk mengetahui apakah siswa sudah mengerti hanya dengan membaca dan mendengarkan kaset saja, jika ada yang belum mengerti, guru menerangkan arti kosakata serta penggunaan kosakata tersebut dalam kalimat.
    3. Guru menerangkan pola kalimat, dengan menuliskan bagan di papan tulis.
    Contoh:
    文型 : 1. ~ が います/ あります 
         (N)        (V)   

    Kalimat tanya : なにがありますか
                  だれがいますか

          2. ~ に ~ が います/ あります
    (N1) (N2) (V)
            

     ~ は ~ に います/ あります             
      (N2)  (N1)

     
    Kalimat Tanya :  ~ はどこにありますか
      (N2)

    ~ はどこにいますか
      (N2)  

    語彙 N1 : (Keterangan tempat) :ここ、そこ、あそこ、ロビー、教室、受付、庭、公園等です。
      N2:Benda hidup dan bergerak : orang人間, binatang動物
          Benda mati : でんわ、はこ、じてんしゃ、つくえ等です。
         V :います、あります。
    P : Posisi
    Pada waktu menerangkan kata-kata di atas digunakan alat bantu seperti kartu huruf, gambar, atau barang asli. Untuk menerangkan N1(keterangan tempat) dapat diterangkan dengan bagan agar penambahan kata keterangan posisi ( seperti atas, bawah, samping, depan dll) dapat lebih dimengerti.
    Bagan :                               

       
    Pola kalimatnya menjadi
    N1 (benda/orang/tempat) の P (atas, bawah, samping, depan dll)

         3.  ~ の ~ に ~ が あります/ います 
           (N1)  (P)  (N2)    (V)


              ~ は ~ の ~ に あります/ います
             (N2)  (N1) (P)     (V)


    4. ~ と ~ のあいだ に ~ が あります/ います
    (N1) (N1)        (N2)    (V)


    ~ は ~ と ~ のあいだ に あります/ います

(N2) (N1) (N1)         (V)

Dengan cara ini diharapkan siswa dapat memahami pola kalimat dan kaidah-kaidah bahasa serta fungsi setiap kata dalam kalimat. Kalimat-kalimat yang terdapat dalam buku みんなの日本語 Pada latihan A(練習A)dapat digunakan sebagai contoh kalimat.

III.2 Mengingat.
Dalam tahap ini diberikan soal-soal latihan B (練習B)dalam bukuみんなの日本語 dan sebagai tambahan diberikan beberapa kalimat bahasa Indonesia untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Dari latihan-latihan yang dikerjakan, guru dapat menilai apakah siswa sudah memahami pola kalimat serta kosakata yang diterangkan pada tahap III.1 yaitu tahap mengerti dan memahami. Kemudian guru memperdengarkan kaset pada bagian 文型 dan 例文 dan menunjuk siswa satu persatu apakah bisa menangkap apa yang diungkapkan kaset. Latihan ini diharapkan siswa dapat menangkap bahasa Jepang yang diungkapkan kaset (latihan 聴解), apabila ada siswa yang belum dapat menangkap apa yang diungkapkan kaset siswa bisa membacanya pada bagian tersebut di 文型 dan 例文, kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.

III.3 Memakai atau menggunakan bahasa Jepang.
Dalam tahap ini diharapkan siswa dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh, dengan cara guru memperlihatkan gambar dan siswa harus menceritakan gambar tersebut dengan pola kalimat yang sudah diterangkan di awal pelajaran dengan memakai buah pikiran sendiri secara spontan dan menggunakan bahasa Jepang. Guru hendaknya menciptakan suasana yang kondusif agar siswa aktif berpartisipasi dan agar mereka tidak takut apabila salah dalam berbahasa.
Contoh-contoh gambar:
1.









2.







3.











Latihan bercakap-cakap dengan menggunakan media gambar adalah latihan yang cukup efektif sehingga siswa terpacu untuk menghafal kosakata, dapat menumbuhkan imajinasi, dan dapat mengerti secara jelas pola kalimat serta penggunaan kata-kata dalam kalimat. Latihan C(練習C)dapat digunakan untuk melatih siswa lebih fasih dalam bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Jepang. Pada bagian percakapan(会話), guru memperlihatkan video dan siswa diminta untuk memperhatikan, kemudian siswa berpasangan atau mungkin bertiga atau berempat maju ke depan kelas dan bercakap-cakap sesuai dengan topik percakapan pada tiap pelajaran, sebelumnya diberi waktu untuk membaca dan menghafalnya. Sebagai taraf pemantapan siswa mengerjakan bagian akhir dari pelajaran yaitu bagian 問題.



IV. KESIMPULAN
Dalam penerapan pengajaran bahasa Jepang banyak variasi metoda yang dapat dilakukan oleh pengajar, selain pengajar harus menguasai materi ajar, bahan dan media ajar adalah unsur yang sangat penting agar siswa dapat mengerti dan memahami, mengingat serta memakai kosakata dan pola kalimat yang diajarkan. Terutama penggunaan gambar dan bagan merupakan media yang dapat menggali buah pikiran dan daya ingat siswa, dengan penggunaan gambar, selain siswa dapat mengingat pola kalimat, siswa juga berusaha untuk mengungkapkannya dengan kosakata yang diingatnya dan dengan sendirinya memacu siswa untuk menjadi lebih aktif dan berani untuk menggunakan bahasa Jepang. Dengan cara dan langkah-langkah yang telah penulis lakukan dapat terlihat hasilnya dari ketertarikan siswa untuk bisa membaca gambar dan mengungkapkan dalam sebuah kalimat, walaupun belum seluruhnya sempurna.
 
V. Daftar Pustaka.

  1. Arima Toshiko, (1993) 日本語の教え方の秘訣 上 、「新日本語 の基礎 I」のくわしい教案と教授法、Tokyo:スリーエーネットワーク
  2. Tamamura Fumio, (1990) 日本語教育ハンドブック、Tokyo: Taishukanshoten.
  3. Tanaka Yone, et.al., (2000) みんなの日本語 初級I 翻訳 文法解説 インドネシア語版、Tokyo:スリーエーネットワーク

Sekilas JLCC


BIaya kursus JLCC 2009

PROGRAM STUDI DI JLCC

Dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat, JLCC menyelenggarakan :

Kelas Reguler
Tingkat Dasar 1 (Shokyu Nihongo 1)
Tingkat Dasar 2 (Shokyu Nihongo 2)
Tingkat Dasar 3 (Shokyu Nihongo 3)
Tingkat Dasar 4 (Shokyu Nihongo 4)

Keterangan
setiap tingkat ditempuh dalam waktu 4 bulan
Jumlah pertemuan 1 minggu 2 x 90 menit
minimal 10 peserta / kelas

Kelas Lanjutan
Tingkat Lanjutan 1 (Chukyu Nihongo 1)
Tingkat Lanjutan 2 (Chukyu Nihongo 2)
Tingkat Lanjutan 3 (Chukyu Nihongo 3)

Keterangan
setiap tingkat ditempuh dalam waktu 4 bulan
jumlah peremuan 1 minggu 2 x 90 menit
Minimal 10 peserta / kelas

Kelas Intensive
Materi pengajaran, biaya pendaftaran & biaya Kursus kelas Intensive ini pada dasarnya sama dengan kelas reguler, hanya waktu pelaksanaan dipadatkan menjadi 2 bulan dengan jumlah pertemuna 4 x 1 minggu, masing masing pertemuan 90 menit

Kelas Percakapan (KAIWA)
Percakapan Dasar (KAIWA 1)
Percakapan Lanjutan (KAIWA 2)
Percakapan Lanjutan (KAIWA 3)

Keterangan
Setiap tingkat ditempuh dalam waktu 4 bulan
Jumlah pertemuan 1 mingu 2 x 90 menit
Minimal 5 peserta/kelas

Kelas Percakapan ini diperuntukan bagai siswa yang minimal sudah menyelesaikan Tingkat Dasar 3 (Shokyu Nihongo 3) atau setara dengan itu.

Selain paket paket program tersebut di atas, JLCC juga menyediakan beberapa paket lain seperti Kelas Private, Kelas Bahasa Indonesia untuk orang Jepang, menerima penerjemahan, menyediakan tenaga Interpreter dan lain lain.

Peta Lokasi JLCC

Peta Lokasi JLCC
JLCC Jl. Sabang No 19 Bandung

Japanese tea ceremony demo

Staff Pengajar JLCC

Staff Pengajar JLCC
Berdiri mulai dari kiri: Ade S Sensei, Herdis Sensei, Jonjon J Sensei, Yuyu Sensei, Sudjianto Sensei Duduk mulai dari kiri : Sisca Sensei, Halina Sensei , Aliawati Sensei, Miyanaga Sensei, Nina Sensei

Berdiri dari kiri ke kanan : Aliawati Sensei, Mariko Sensei, Halina Sensei, Nina Sensei, Sisca Sensei Duduk dari Kiri ke Kanan : Ade S Sensei, Yuyu Sensei, Jonjon J Sensei